Malang, BSSN.go.id – Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Dr. Sulistyo, S.Si., S.T., M.Si menghadiri kegiatan Forum Persandian dan Keamanan Informasi Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dan Launching CSIRT Bersama di Singgasana Ballroom The Alana Hotel Malang, Jawa Timur pada Selasa (1/7/2025). Launching dilaksanakan dalam rangka pembentukan dan penguatan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) di Provinsi Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Sulistyo mengapresiasi acara itu sekaligus memberikan sambutannya. Ia menekankan bahwa pembentukan TTIS merupakan bagian dari target nasional yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo pada tahun 2025.
“Sebagai tanggung jawab BSSN di bidang keamanan siber, kami berkomitmen mendukung terbentuknya TTIS di setiap instansi, baik pusat maupun daerah. Kami juga terus melakukan monitoring terhadap anomali trafik siber dan memberikan notifikasi untuk percepatan penanganan insiden,” ucapnya.
Pada acara tersebut, terdapat 6 TTIS Kabupaten yang dilaunching, yaitu Kabupaten Bangkalan, Ngawi, Nganjuk, Pasuruan, Jember, dan Sampang. Jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur sudah terbentuk TTIS sebanyak 34 dari 38 Kabupaten/Kota. Empat Kabupaten/Kota yang belum terbentuk TTIS, yaitu Kab. Bojonegoro, Kab. Lumajang, Kab. Probolinggo, dan Kota Surabaya.
Lebih lanjut, pada kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur serta Kepala Dinas Kominfo Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Timur itu, Deputi Sulistyo memberikan penekanan tentang pentingnya identifikasi aset yang jelas, untuk memetakan keamanan, baik software hardware termasuk SDM dan tata kelolanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur Sherlita Ratna Dewi Agustin menambahkan bahwa aspek sumber daya manusia menjadi komponen penting dalam sistem pertahanan siber.
“Sekuat apapun sistem kita, jika SDM-nya lemah, maka akan mudah ditembus. Di Jawa Timur, kolaborasi antar kadis kab/kota terjalin dengan baik. Ini menjadi kekuatan utama kita dalam memperkuat CSIRT di seluruh daerah,” ungkapnya.
Berikutnya, pada sesi diskusi tim BSSN memberikan materi tentang Best Practice Penerapan CSIRT BSSN, Evaluasi Penilaian Tingkat Maturitas Penanganan Insiden, dan Pengantar Penilaian Tingkat Keamanan Siber dan Sandi: Indeks KAMI, IKAS dan Evaluasi Pelaksanaan dari BSSN sebagai bentuk penguatan TTIS di pemerintah daerah.
Dengan forum seperti ini, BSSN optimis akan tercipta sinergi antardaerah dalam menjaga keamanan siber, hingga pada alhirnya dapat memperkuat keamanan siber dalam skala nasional.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN