Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) melalui Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Industri berkolaborasi dengan Kedubes Inggris menyelenggarakan Seminar Inovasi Tata Kelola Keamanan Siber Sektor Perekonomian di JCC Jakarta pada Rabu (20/11/2024).
Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas. Dalam sambutannya Slamet mengatakan, perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong pertumbuhan ekonomi global, sehingga saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri generasi keempat. Revolusi industri 4.0 ini mengintegrasikan antara teknologi siber dan teknologi otomatisasi.
“Era digitalisasi memfasilitasi pengintegrasian informasi untuk peningkatan produktivitas, efisiensi, dan kualitas layanan pada beberapa sektor ekonomi, khususnya ekonomi digital,” ujarnya.
Secara global, sektor yang menjadi sasaran utama serangan siber yaitu sektor manufakturing, layanan keuangan, energi, kesehatan, layanan pemerintahan, transportasi, pendidikan serta telekomunikasi, informatika dan komunikasi.
“Kita juga melihat masifnya insiden siber yang terjadi di berbagai sektor di Indonesia belakangan ini, layak menjadi perhatian kita semua,” imbuh Pamungkas.
Oleh karena itu, BSSN senantiasa melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan akademisi baik dalam maupun luar negeri untuk membantu mewujudkan keamanan siber nasional.
Selain itu Pamungkas berharap, kegiatan ini dapat membuka wawasan kita semua terkait inovasi-inovasi terbaru terkait tata kelola keamanan siber yang mungkin dapat diterapkan sesuai dengan karakteristik masing-masing sektor.
Lebih lanjut, Head of Indo Pacific Cyber Programme, UK Embassy Jakarta, Neil Best mengatakan Indo-Pacific Cyber Programme telah bekerja sama dengan BSSN selama beberapa tahun untuk mengembangkan program peningkatan kapasitas bagi Indonesia.
”Oleh sebab itu, kolaborasi ini sangat dibutuhkan agar pengembangan program peningkatan kapasitas semakin kuat,” ujar Best.
Selain itu, Inggris juga ingin menciptakan ruang siber yang aman dan terlindungi sebagaimana dinyatakan dalam Nota Kesepahaman Kerja Sama Siber Inggris-Indonesia. Terdapat delapan ruang lingkup kerja sama yang disepakati dalam MoU tersebut, yaitu Pengembangan dan Implementasi Strategi Siber Nasional, Landskap Ancaman Siber, Tata Kelola Siber, Kemitraan Pemerintah dan Industri, Manajemen Insiden, Kejahatan Siber, Promosi Kesadaran Keamanan Siber, Pengembangan Kapasitas Pertukaran Pengalaman dan Praktik Terbaik, dan Penelitian Terkait Keamanan Siber.
Hadir sebagai narasumber diantaranya: Akademisi dari Universitas Indonesia, Eko Yon Handri, yang membawakan materi terkait A Novel Approach to Adaptive Cybersecurity Framework: Integrating Agile Methods with Organizational Culture; Perwakilan British Embassy Jakarta, Jason Cade dan Kanishk Gaur, yang membacakan materi terkait Financial Impact Assessment Tools.
Dihadiri oleh Devi Zega selaku Adviser Indo Pacific Cyber Programme, UK Embassy Jakarta; dan diikuti sekitar 60 peserta yang terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga dari sektor Insfrastruktur Informasi Vital.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN