Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Bimtek Pengukuran Tingkat Kematangan Keamanan Siber khususnya pada sektor kesehatan. Acara Bimtek dilaksanakan selama 2 hari (5-6 Juni 2023) diikuti oleh lebih dari seribu peserta yang terdiri dari pengelola IT dan pengelola fasilitas pelayanan kesehatan dari penjuru Indonesia. Dibuka oleh Deputi Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo melalui sarana daring langsung dari Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (5/6/2023).
Bimtek itu merupakan bentuk kolaborasi antara BSSN dan Kemenkes. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi mandat Perpres No. 28 tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV). Disebutkan pada Bab IV bagian Ketiga mengenai Pengukuran Tingkat Kematangan Siber.
Sulistyo pada sambutannya, menekankan bahwa kemajuan teknologi saat ini tentu saja turut mempengaruhi sektor kesehatan khususnya fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes). Fasyankes juga mengelola dan menyimpan data yang bersifat pribadi baik data pasien, dokter, maupun tenaga kesehatan yang bekerja. Selain itu, adanya data sensitif seperti data rekam medis pasien sangat memungkinkan Fasyankes menjadi incaran serangan siber.
Mengingat kembali salah satu serangan siber terbesar yang menimpa sektor kesehatan yaitu kasus kebocoran data yang dialami oleh Singhealth Singapura. Dimana penyerang berhasil mendapatkan 1,5 juta data pasien termasuk data Perdana Menteri Singapura. Selain itu pada tahun 2017 beberapa rumah sakit di indonesia terkena serangan ransomeware yang mengakibatkan terganggunya operasional layanan rumah sakit.
“Insiden Singhealth dan ransomeware di beberapa rumah sakit di indonesia menjadi cambuk bagi kita. Serta menyadarkan bahwa sektor kesehatan merupakan sektor yang rentan terhadap serangan siber. Tugas kita sebagai petugas yang bergerak di bidang teknologi informasi dan keamanan siber menjadi penting dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden siber yang dapat merugikan berbagai pihak,” ungkap Sulistyo.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari beberapa narsumber. Pada hari pertama di sesi awal dibuka dengan paparan dari Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN Giyanto Awan Sularso. Awan menyampaikan materi Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital di Sektor Kesehatan Dilihat dari Urgensi, Manfaat, dan Strategi Implementasi. Selanjutnya materi diberikan oleh Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan Tiomaida Seviana mengenai Pentingnya Keamanan Siber dalam Mendukung Transformasi Digital Sektor kesehatan.
Pada sesi kedua hari pertama paparan dilanjutkan oleh pemateri dari BSSN Claudia Dwi Amanda tentang Ancaman pada Sektor Kesehatan serta Notifikasi Insiden Siber dilanjutkan oleh Tri Kurniadi yang menyampaikan materi tentang Pentingnya Mengukur Maturitas Keamanan Siber dan Pengenalan CSM.
Pada Bimtek hari kedua materi bimtek berfokus pada sosialisasi dan cara menggunakan modul CSM mulai dari aspek tata kelola, identifikasi, proteksi, deteksi, hingga aspek respon yang disampaikan oleh staf Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN.
Diharapkan dengan kegiatan bimtek Pengukuran Tingkat Kematangan Keamanan Siber itu dapat membantu para pengelola TI di rumah sakit dan fasyankes lainnya dalam menjalankan tugas sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya insiden siber di sektor kesehatan.
Komunikasi Publik BSSN ©2023