Depok, BSSN.go.id – Perkembangan internet di Indonesia saat ini terjadi begitu cepat. Hal tersebut memberi pengaruh besar terhadap terciptanya gaya hidup baru. Gaya hidup baru yang membuat kita menjadi hidup jauh lebih dekat dengan internet. Sebagian besar lini kehidupan terus bersentuhan dengan teknologi.
Dalam rangka itu, Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) hadir pada kegiatan seri workshop Digital Citizenship yang diselenggarakan oleh Asosiasi Cloud Computing Indonesia dengan mengusung tema “Ruang Siber Yang Aman dan Nyaman di Era Industri 4.0” yang diselenggarakan secara virtual dari ruang kerja masing-masing pada hari Selasa (23/03).
“Kini dunia nyata dan dunia maya nyaris tak ada bedanya lagi. Semua yang dilakukan di dunia nyata dapat dilakukan di dunia maya. Belajar, bermain, berbisnis, bekerja, bersosialisasi, bahkan berekreasi dapat kita lakukan di dunia maya atau kita sebut juga sebagai ruang siber,” ujar Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Retno Artinah Suryandari, pada saat membuka acara sebagai keynote speaker.
“Berdasarkan hasil survei internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2019 s.d 2020 (Quartal 2) pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 196,71 juta jiwa atau setara dengan 73,7% dari total populasi dari republik ini.” lanjut Retno.
Senada dengan hal tersebut, mayoritas pengguna internet menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari di dunia maya. Sebagian besar terkoneksi ke internet melalui perangkat mobile (smart phone). Dan alasan (motivasi) paling tinggi untuk terkoneksi ke internet adalah social media.
Sektor ekonomi digital mempunyai potensi yang sangat besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia. Ekonomi digital Indonesia diprediksikan sebagai primadona di kawasan Asia Tenggara dan Global.
“Dalam laporan e-Economy South East Asia yang dihimpun Google, Temasek serta Bain & Company, diperkirakan kontribusi sektor Ekonomi Digital Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai 124 miliar USD dan angka tersebut menjadikan Indonesia mempunyai potensi ekonomi terbesar di kawasan,” ujar Retno.
Disisi lain Indonesia berada pada urutan 56 dari 63 negara di dunia untuk daya saing digital, berdasarkan World Digital Competitiveness Ranking tahun 2020.
Dengan kondisi ini, Indonesia terancam hanya menjadi pasar dan dapat kehilangan kesempatan memetik dampak baik teknologi ini.
Daya saing digital yang rendah inilah yang disebabkan antara lain rendahnya literasi digital, juga membuat Indonesia menghadapi sejumlah ancaman. Mulai dari penyebaran konten negatif, konten berbau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech, bullying, ragam praktik penipuan hingga radikalisme.
“Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusopkamsinas BSSN, jumlah serangan yang terjadi pada tahun 2020 tercatat sebanyak 495.337.202, meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya,” ungkap Retno.
Tantangan dan ancaman di dunia siber ini harus dijawab dengan tindakan dan langkah nyata oleh semua pihak. Oleh karena itu BSSN menyambut baik dan mendukung inisiatif yang dilakukan oleh ACCI yang menyelenggarakan seri webinar Workshop Digital Citizenship ini sebagai upaya dalam meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat bagaimana menjadi warga digital di era Industri 4.0.
BSSN dalam hal ini Direktorat Proteksi Ekonomi Digital, sesuai dengan tugas dan fungsi, menaruh perhatian yang serius terhadap upaya penciptaan ekosistem ekonomi digital yang aman.
Direktorat Proteksi Ekonomi Digital BSSN telah melaksanakan beberapa inisiatif program berkenaan dengan hal tersebut antara lain: Penyusunan Panduan Teknis Keamanan Informasi, Asistensi Penerapan Proteksi Keamanan Informasi Sektor Ekonomi Digital, dan Workshop Penerapan Teknis Keamanan Informasi bagi Pengembang Aplikasi Digital Startup dan pelaku UMKM serta kampanye kesadaran keamanan informasi melalui program KLiKS BSSN
Program-program tersebut ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak baik dari industri, kampus, sekolah, instansi pemerintah, asosiasi dan komunitas serta lembaga swadaya masyarakat dengan maksud agar tercipta kolaborasi dan sinergi yang baik.
Ekosistem ekonomi digital yang aman akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dan pertumbuhan ekonomi nasional yang pesat diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada akhir sambutannya Retno sekaligus meluncurkan platform digitalcizenship.id secara resmi, platformedukasi hasil inisiatif bersama antara BSSN, ACCI, Mafindo dan DroneEmprit ini semoga menjadi sarana peningkatan literasi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama turut hadir juga, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan SIber dan Sandi BSSN, Anton Setiyawa, selaku Juru Bicara BSSN, dengan memaparkan bagaimana Membangun Budaya Keamanan SIber Sebagai Pondasi Keunggulan Bangsa Di Era Society 5.0. Turut hadir juga pada acara ini Founder MAFINDO, Harry Sufehmi, Founder Drone Emprit and Media Kernels, Ismail Fahmi, dan dipandu oleh Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia. (Tya/Yud)
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN