Jakarta (BSSN) – Direktorat Deteksi Ancaman Badan Siber Dan Sandi (BSSN) Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan seminar dan workshop dengan tema “Peningkatan Cyber Situational Awarness dengan Memanfaatkan Sistem Deteksi Dini Nasional” di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Depok, Selasa (10/9)
Dihadiri oleh Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo, S.Si., S.T., M.Si., Ketua Honeynet Project Chapter Lead Dr. Charles Lim, MSc., Bsc., Prof. Dr. Ing. Kalamullah Ramli, M.Eng. dan IGN Mantra, M.Kom., CEI, acara tersebut dilaksanakan dari tanggal 10-11 September 2019, dibuka oleh Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met dan Kepala BSSN Hinsa Siburian.
Dalam sambutan, Hinsa menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi dan sinergi antara BSSN, Universitas Indonesia, dan Indonesia Honeynet Project. BSSN sangat mengapresiasi kegiatan seminar dan workshop ini sebagai bentuk kolaborasi melalui berbagi informasi di berbagai kalangan, khususnya akademisi. “Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan situational awareness untuk mengurangi adanya ancaman dalam bentuk human errorataupun ancaman dari luar,” ujarnya.
Adapun materi yang dipaparkan, BSSN Collaboration in Detection and Emergecy Response to Improve National Cyber Situational Awarness, Transforming Honeynet Data into Cyber Thread Intelligence – Raising the Bar of Cyber Situational Awareness, Understanding the Importance of Cyber Situational Awareness, dan ACAD-CSIRT: National Cyber Security and Academic Situational Updated.
Juga dijelaskan mengenai sistem pendeteksi dini serangan siber, yaitu Honeynet. Honeynet merupakan sekumpulan honeypot yang terpasang di setiap titik area stakeholder. Melalui sistem deteksi dini ini, BSSN dapat melakukan deteksi ancaman dari dalam maupun dari luar. Diharapkan melalui sistem deteksi ini akan dapat meningkatkan cyber situational awareness dalam segi threat awareness.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan situational awarenessuntuk mengurangi adanya ancaman dalam bentuk human errorataupun ancaman dari luar, serta peserta seminar dan workshop dapat berdiskusi aktif, menyampaikan gagasan, ide, dan pengalaman best practise, serta saling berbagi informasi dalam membangun sistem deteksi dini nasional. Sehingga, dapat memberikan manfaat yang optimal bagi keamanan dan ketahanan siber nasional.