Tangerang Selatan (30/1). Presiden Joko Widodo menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2020 bertema ‘Bersatu untuk Indonesia Maju’ di Indonesia Convention Exhibition BSD.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian juga hadir dalam acara tersebut bersama mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno, Istri Presiden Keempat RI Sinta Nuriyah Wahid, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Gubernur Banten Wahidin Halim, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, dan Desainer Annevantie.

Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menyatakan keberagaman merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya yang harus disyukuri. Presiden meminta para tamu yang hadir melihat hal tersebut sebagai keistimewaan Indonesia yang bisa menyatukan seluruh budaya dalam satu negara kesatuan.

Senada dengan pernyataan Presiden tersebut, dalam berbagai kesempatan Kepala BSSN menyatakan serangan siber menyasar dua jenis target, yaitu sasaran fisik dan non fisik. Infrastruktur kritikal nasional termasuk dalam kategori sasaran fisik, jika diserang dan lumpuh maka kehidupan masyarakat akan terganggu karena layanan dan produk terkait infrasruktur tersebut tidak tersedia.

Namun demikian Hinsa menyatakan serangan siber yang menyerang sasaran non fisik dampaknya bisa lebih berbahaya. Kemajuan teknologi siber memungkinkan informasi penyesatan dan adu domba atau yang biasa disebut sebagai hoaks yang berjumlah sangat masif bisa didistribusikan kepada masyarakat luas sebagai sasaran dalam waktu seketika.

Serangan siber jenis ini berupaya meruntuhkan nilai-nilai budaya dan agama. Masyarakat dibuat tidak percaya kepada pemerintah, persatuan dan kesatuan bangsa menjadi taruhannya. Hinsa menyatakan nilai-nilai Pancasila, khususnya Sila ke-3 merupakan perisai yang bisa digunakan untuk menangkal serangan siber pada sasaran non-fisik tersebut. (IW)