Jakarta (18/6). Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian memberikan paparan dalam Ceramah Pembekalan Perwira Dikreg LVIII SESKOAD TNI 2020 secara virtual dari kantor Ragunan, Jakarta Selatan, pada Kamis 18 Juni 2020. Kegiatan diikuti oleh Komandan SESKOAD Mayjen TNI Kurnia Dewantara, 445 peserta Pasis TNI serta pejabat di lingkungan SESKOAD. Dalam kesempatan tersebut, Hinsa memaparkan berbagai hal terkait dengan Cyber Warfare dan pengelolaan keamanan ruang siber Indonesia.
Hinsa menyatakan ruang siber terbentuk karena adanya sistem elektronik yang terhubung dengan internet dengan beragam kepentingan meliputi sektor Pemeritah, BUMN, Infrastruktur Kritis Nasional dan para pengguna internet lainnya. Penggunaan internet tentu memiliki risiko serangan siber. Ancaman serangan siber kini menjadi isu utama pengguna internet di berbagai belahan dunia.
Menurut Data Laporan Serangan Siber Tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, terdapat lebih dari 296 juta percobaan serangan siber ke Indonesia. Berdasarkan metoda serangannya, jenis serangan yang terbesar adalah percobaan pembocoran informasi dengan jumlah 158 juta serangan kemudian diikuti oleh trojan-activity melalui penyebaran malware di dalam jaringan yang mencapai 120 juta serangan.
Dalam paparannya, Hinsa mengatakan generasi peperangan telah sampai pada perang generasi kelima. Peperangan yang dulunya bersifat fisik sudah mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini merupakan generasi perang informasi, teknik perang ini dinilai lebih efisien dan relatif murah dibandingkan dengan bentuk-bentuk perang generasi sebelumnya. Perang informasi menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat nonfisik namun langsung menyerang infrastruktur kritis dan Center of Gravity.
Hinsa menyatakan BSSN merupakan lembaga negara yang disiapkan oleh Presiden menjadi badan koordinasi tertinggi pemegang komando pada domain siber, yang mempunyai tanggung jawab sebagai penopang utama keamanan ruang siber bagi instrumen kekuatan nasional lainnya yaitu, militer, intelijen, diplomasi, penegakan hukum, informasi, finansial dan ekonomi.
Menutup paparan, Hinsa meyampaikan ancaman yang paling nyata sekarang ini adalah serangan dalam bentuk serangan siber. “Dalam tataran itulah peranan TNI Angkatan Darat dituntut hadir, adik-adik saya sekalian yang nanti akan dilantik tanggal 27 Juni 2020 jadilah perwira perekat persatuan dan kesatuan bangsa, jadilah sosok yang dapat memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Indonesia. Dengan peranmu tersebut pada akhirnya kepentingan nasional yaitu: keamanan nasional, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional dapat terwujud,” pungkas Hinsa.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN