default.agungkdev.com

Huawei Techday, Kolaborasi BSSN dengan Swasta Tubuhkan Budaya Keamanan Informasi

Jakarta, BSSN.go.id – Direktur Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital BSSN, Nunil Pantjawati, menjadi narasumber dalam Huawei Techday: Digital Talent Training 2020 yang digelar secara daring pada hari Kamis (24/9/2020).

Dalam kesempatan tersebut Nunil menyampaikan presentasi terkait “Kesadaran Keamanan Informasi dan Ketahanan Siber Era Revolusi Industri 4.0.”

Ancaman siber di Indonesia bukan hal baru, tapi beberapa tahun terakhir jumlahnya meningkat cukup drastis. Sistem Monitoring Nasional Mata Garuda Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas) BSSN sepanjang tahun 2019 mencatat 290,3 juta serangan siber menyasar Indonesia. Serangan siber terbesar didominasi oleh metode malware,” ungkap Nunil.

“Di Indonesia, risiko serangan malware sangat tinggi diantaranya karena penggunaan software dan sistem operasi bajakan. Hal itu membuka celah keamanan bagi penyusup,” tambah Nunil.

Dalam kesempatan tersebut Nunil juga membahas tentang definisi keamanan siber dan keamanan informasi.

“Keamanan Siber dan Keamanan Informasi umumnya digunakan sebagai sinonim namun menimbulkan kebingungan dikalangan professional. Keamanan data terkait dengan pengamanan data itu sendiri namun kemudian muncul pertanyaan tentang perbedaan data dan informasi. Tidak semua data bisa menjadi informasi. Data bisa disebut sebagai informasi kalau diinterpretasikan dalam suatu konteks yang diberi makna. Informasi berarti data yang memiliki arti,” ujar Nunil.

“Selain tentang mengamankan berbagai hal yang rentan dalam teknologi informasi dan komunikasi, Cybersecurity juga mempertimbangkan tempat penyimpanan data dan teknologi yang digunakan untuk mengamankan data tersebut yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras,” imbuh Nunil.

“Selain aspek Technology, dalam Keamanan Siber juga terdapat aspek People, yang berarti Keamanan Siber bukan hanya tanggung jawab Bagian IT, melainkan tanggung jawab seluruh personil. Ada juga aspek Processyang artinya Budaya Keamanan merupakan faktor kunci dalam mewujudkan keamanan,” ungkap Nunil.

“Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, Keamanan Siber merupakan isu enterprise risk management, bukan hanya isu teknis TI. Kesemuanya terhubung, Strategi akan memaksimalkan aspek SDM, Proses pelaksanaannya dan juga pemanfaatan Teknologi,” tutup Nunil.

Kegiatan yang dibuka oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud, Aris Junaidi, tersebut diikuti oleh 500 mahasiswa yang berasal dari 33 universitas se-Indonesia. Materi pelatihan yang dibahas terkait Big Data (24 September 2020), 5G Open Mind Set (1 Oktober 2020) dan Cloud-Based Overview (9 Oktober 2020).

Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN

BERITA BSSN TERBARU