Depok, BSSN.go.id – Laporan Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas) BSSN menyatakan jumlah serangan siber ke jaringan internet Indonesia sepanjang tahun 2019 mencapai 290,3 juta dan serangan terbesar merupakan percobaan pembocoran data. Fakta tersebut cukup menarik, mengingat beberapa tahun sebelumnya serangan siber didominasi oleh malware dan SQL Injection sedangkan kini data breach telah berkembang menjadi isu global. Kerugian akibat kebocoran data dapat berdampak serius bagi kelangsungan bisnis organisasi, layanan bisa terganggu, belum masalah reputasi yang jatuh yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan. Berbagai hal tersebut disampaikan oleh Direktur Proteksi Ekonomi Digital Anton Setiyawan saat membuka Webinar Pencegahan Pembocoran Data pada Aplikasi Web yang diselenggarakan oleh BSSN secara daring pada hari Rabu (14/10/2020).
“Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Direktorat Proteksi Ekonomi Digital, upaya pembocoran data seringkali diawali dengan eksploitasi kerentanan pada aplikasi termasuk aplikasi web,” ungkap Anton.
“BSSN selaku lembaga pemerintah yang mendapat mandat melaksanakan urusan pemerintah di bidang keamanan siber dan persandian menaruh perhatian serius terkait keamanan data. Penguatan regulasi dan peningkatan kapasitas pengamanan siber serta kolaborasi antar pemangku kepentingan keamanan siber menjadi fokus area dalam usaha membangun keamanan siber nasional,” tambah Anton.
“Dalam usaha meningkatkan kapasitas dan budaya keamanan siber, Direktorat Proteksi Ekonomi Digital BSSN telah menyelenggarakan berbagai program kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat diantaranya Kampanye Literasi Keamanan Siber di berbagai kota di indonesia, bimbingan teknis Indeks Keamanan Informasi dan Penilaian Mandiri Keamanan Informasi bagi pelaku UKM, workshop secure coding bagi pengembang aplikasi digital startup, asistensi penerapan proteksi keamanan informasi sektor ekonomi digitaldan tentunya webinar ini, yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam halpenanganan kerentanan aplikasi web dari upaya pembocoran data,” jelas Anton.
“Di era yang serba digital ini, isu keamaan siber menjadi sangat penting yang tidak hanya bisa menjadi perhatian satu pihak saja melainkan seluruh pihak baik pemerintah, ekonomi digital, pelaku usaha maupun publik,” kata Anton.
“Banyak layanan berbasis aplikasi web yang kita temukan di internet menjadi pintu utama masuknya serangan siber ke suatu sistem elektronik, termasuk layanan yang dimiliki oleh pelaku sektor ekonomi digital seperti online shoping, marketplace dan fintech. Keamanan web menjadi vital dalam kegiatan ekonomi kita di dunia siber,” tutup Anton.
Founder Cyber Army Indonesia, Girindro Priyo Digdo, selaku narasumber membahas materi bertajuk “Web Security Ekploitasi dan Perbaikan Kerentanannya.” Sesi diskusi dilanjutkan oleh pakar teknologi informasi dan keamanan siber dan Founder Onno Center, Onno Widodo Purbo, yang menyampaikan materi berjudul “Secure System Development Cycle” dan dilanjutkan oleh General Manager CBQA Global, Lead Auditor ISO 27001, Anwar Sadat Sari Siregar, yang menyampaikan materi bertema “Sistem Manajemen Keamanan Informasi Berbasiskan SNI ISOIEC 27001: 2013.”
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN