Depok, BSSN.go.id – Pandemi Covid-19 telah menyebabkan akselerasi transformasi digital, berbagai aktivitas kehidupan mulai dari kegiatan industri, layanan publik, pekerjaan rumah dan perkantoran hingga transaksi perdagangan mulai bergeser memanfaatkan infrastruktur cloud. Percepatan transformasi digital dan tingginya penggunaan sistem digital pada berbagai bidang tersebut tidak dapat dihindari juga menarik aktor jahat untuk ikut mengeruk keuntungan. Beberapa hal tersebut disebutkan oleh Kepala Subdirektorat Penanggulangan dan Pemulihan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I BSSN, Teguh Wahyono, saat membuka agenda tahunan BSSN, The 2020 National Cyber Exercise, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan koordinasi penanganan insiden siber tingkat nasional secara berkelanjutan. Kegiatan yang diikuti oleh para manager dan pengelola layanan teknologi informasi dan komunikasi organisasi/institusi tersebut dilaksanakan di Hotel Savero, Depok, Jawa Barat pada hari Kamis (15/10/2020).
“Perlu kita sadari bersama bahwa tingginya intensitas dan frekuensi kita menggunakan ranah siber juga meningkatkan risiko serangan siber. Serangan siber bisa terjadi kapanpun dan kepada siapapun,” ujar Teguh.
Teguh menambahkan, diperlukan koordinasi, sinergi dan kolaborasi yang efektif antara berbagai pihak dalam menjaga keamanan siber, termasuk BSSN danseluruh pemangku kepentingan keamanan siber dari berbagi sektor sepertiPemerintah, Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional dan Ekonomi Digital.
“Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merespon potensi ancaman atau serangan siber pada berbagai sistem layanan elektronik harus senantiasa dilatih dan diperkuat. BSSN mencatat peningkatan jumlah serangan siber yang signifikan, diantaranya berupa Distributed Denial of Service sebesar rata-rata tiga kali lipat setiap tahunnya. Khusus dalam masa pandemi Covid-19 ini bahkan lonjakannya mencapai lima kali lipat,” tambahTeguh.
The 2020 National Cyber Exercise dilakukan dalam bentuk Table Top Exercise. Peserta mengikuti pelatihan tersebut secara daring. Peserta berdiskusi menanggapi dan memberikan jawaban yang diberikan oleh moderator. Dalam kegiatan tersebut dibahas beberapa kasus dan kondisi darurat yang terjadi pada pada insfrastruktur internet di Indonesia dan langkah mitigasinya.
Pakar keamanan siber dari Universitas Indonesia, Bisron Wahyudi, menjadi fasilitator dalam kegiatan tersebut. Berbagai kasus dibedah, disampaikan pula praktik terbaik penanganan insiden siber. Bisron menyarankan kepada seluruh peserta pelatihan untuk melakukann penguatan koordinasi dan pertukaran informasi antar institusi dalam rangka membangun kesiapan mengantisipasi dan menangani insiden siber.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN
