Jakarta, BSSN.go.id – Pelaku industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan bagian dari potensi kekuatan bangsa indonesia dalam menghadapi serangan siber. Penyedia jasa TIK juga merupakan stakeholder BSSN yang diharapkan dapat berkolaborasi dengan BSSN bersama berbagai pemangku kepentingan keamanan siber lainnya berkontribusi mewujudkan keamanan ranah siber. Hal tersebut disampaikan oleh Anton, sapaan akrab pria bernama lengkap Anton Setiyawan yang merupakan Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN sekaligus Juru Bicara BSSN ketika menyampaikan materi terkait kerentanan ruang siber saat pandemi Covid-19 saat menjadi narasumber pada webinar nasional yang bertajuk Effective Guide to Vulnerability Protection for Government Agencies pada Selasa (20/10/2020).
“Informasi yang akurat tentang kerentanan dan arah pembangunan teknologi yang disebarkan oleh pelaku industri jasa TIK sehingga pemerintah dan masyarakat tidak ketinggalan informasi dan bisa segera mengambil langkah penyesuaian sudah merupakan kontribusi teman-teman dalam mewujudkan keamanan ranah siber,” kata Anton.
“Bila hanya ketinggalan dari sisi teknologi tidak apa-apa tapi kalau pemerintah ketinggalannya dari sisi mindset, yang kemudian berujung pada biasnya kebijakan yang diambill pemerintah, itu bisa menghambat perkembangan industri TIK serta menghambat kemajuan pembangunan nasional,” lanjut Anton.
“Saya minta teman-teman industri jasa TIK bisa aktif memberikan “masukan” kepada pemerintah agar tidak salah dalam mengeluarkan kebijakan keamanan siber. Kebijakan keamanan siber juga memerlukan dukungan dari industri TIK, seperti penyediaan sistem, penyediaan layanan serta bagaimana mengkolaborasikan operasional sehari-hari,” kata Anton.
Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing Indonesia, Alex Budiyanto, menjadi moderator dalam kegiatan tersebut dengan narasumber dari Trend Micro Indonesia, Laksana Budiwiyono dan Rizal Agustino.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN