Jakarta, BSSN.go.id – Di era perang siber saat ini, sudah tepat jika TNI AD memperkuat Army Headquater-Security Operation Center (AH-SOC) dan membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di jajaran tingkat satuan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BSSN, Hinsa Siburian, dalam forum group discussion Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi di Markas Pusat Zeni Angkatan Darat, Jakarta, Rabu (4/11).
Hinsa menyatakan penguatan AH-SOC dan pembentukan CSIRT di jajaran tingkat satuan TNI AD selaras dengan Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi yang merupakan kebijakan strategis institusi TNI AD yang senantiasa bergerak dinamis dan adaptif terhadap perkembangan lingkungan strategis pada tataran nasional, regional dan global.
“Saya harap FGD ini dapat menjaring masukan dari dalam tubuh TNI AD untuk menggulirkan kebijakan penguatan AH-SOC dan pembentukan CSIRT. Jelas hal ini sangat strategis karena AH-SOC mengemban fungsi Home Station Mission Command Facility dalam gelar kekuatan TNI AD dengan konsep Multi Domain Battle,” kata Hinsa.
Hinsa kemudian mengurai lebih lanjut konsep Multi Domain Battle harus dapat mengintegrasikan empat dimensi yang ada yaitu ruang siber, intelijen, ruang angkasa, dan operasi informasi.
“Keempat dimensi tersebut merupakan faktor kunci memenangkan pertempuran dalam manuver Multi Domain Battle. Hal itu merupakan tantangan bagi TNI AD dalam membentuk kapabilitas siber untuk setiap eselon pasukan matra darat pada operasi serangan dan operasi pertahanan yang patut dipersiapkan dalam sebuah operasi militer maupun operasi militer selain perang,” tutur Hinsa.
Hinsa menyebut dua argumentasi dalam matra siber yang perlu dikuasai apabila berkomitmen pada tujuan Multi Domain Battle.
“Pertama, harus mudah diakses sehingga respon semakin cepat dan semakin kompetitif. Kedua, peningkatan kapabilitas siber akan memperbesar kekuatan akses pada ruang siber, sekaligus kesiapan bertempur lintas multi matra secara simultan,” terang Hinsa.
“Teknologi dan pengetahuan tentang Elektromagnetic Spectrum yang berfungsi sebagai medium pengangkut pada ruang siber yang berefek mempebesar daya tempur juga harus dikuasai,” tambah Hinsa.
Dalam kesempatan tersebut Hinsa juga memaparkan alasan pentingnya penguatan AH-SOC dan pembentukan CSIRT di jajaran tingkat satuan TNI AD.
“Ancaman serangan siber yang kini telah menjadi isu utama bagi pengguna internet di berbagai negara. Selama periode Januari hingga Oktober 2020 saja, BSSN mencatat 369.958.926 upaya serangan. Jumlah tersebut dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah serangan pada periode yang sama di tahun 2019,” tegas Hinsa.
FGD Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi juga menghadirkan Pengamat Pertahanan Andi Widjajanto, Peneliti Senior Departemen Hubungan Internasional CSIS Jakarta Evan A. Laksamana dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara Jakarta Curie Maharani sebagai narasumber.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Direktur Doktrin Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Brigjen TNI Mirza Agus, Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad Brigjen TNI Muklis, Pokja Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi beserta para perwira tinggi dan perwira menengah TNI AD terkait lainnya.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN