Jakarta, BSSN.go.id – Kebutuhan manusia semakin beragam sesuai dengan modernisasi kehidupan. Upaya efisiensi proses produksi terus dilakukan oleh kalangan industri, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi dalam bentuk Information Technology dan Operation Technology. Terkait dengan hal tersebut Direktorat Proteksi IIKN BSSN menyelenggarakan Focus Group Discussion tentang Penerapan Keamanan Siber Industrial Control System bertema Is Cyber Security Important? di Hotel Aston Priority Simatupang pada hari Senin (30/11).
Membuka kegiatan tersebut, Deputi Bidang Proteksi BSSN, Akhmad Toha, menyatakan FGD tersebut merupakan bagian dari penguatan koordinasi antara BSSN dengan pemangku kepentingan keamanan siber sektor IIKN yang telah menggunakan Industrial Control System sehingga membutuhkan keamanan siber untuk keberlangsungan bisnisnya.
“Di era Industri 4.0 ini, berbagai infrastruktur kritikal nasional memanfaatkan Information Technologydan Operation Technology untuk mengatur berbagai proses pengolahan aset strategis yang bernilai vital bagi publik. Pemanfaatan Information Technology dan Operation Technology pada sektor infrastruktur kritikal nasional tersebut membuka peluang serangan siber yang dapat berdampak masif bagi masyarakat,” ungkap Akhmad Toha.
Akhmad Toha menyatakan Industrial Control System merupakan komponen utama dalam Operation Technology. Industrial Control System terdiri dari sistem yang digunakan untuk memantau dan mengontrol proses industri. Setiap Industrial Control System memiliki fungsi yang berbeda, mengkoordinasikan berbagai sistem kerja sektor industri dan infrastruktur penting (manufaktur, transportasi, energi dan air minum) sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
“Insiden serangan siber tidak hanya merusak Industrial Control System saja tetapi juga akan langsung berimplikasi pada produk, reputasi iklim investasi dan bahkan keselamatan masyarakat. Serangan siber terhadap pabrik kimia dapat menyebabkan terhentinya proses produksi hingga kecelakaan serius seperti kebocoran kimia berbahaya serta ledakan/kebakaran. Investor juga bisa lari karena alasan kurangnya tingkat keamanan investasi,” papar Akhmad Toha.
Akhmad Toha berharap FGD tersebut dapat membentuk pola koordinasi dan sinergi pelaku industri strategis sebagai pemangku kepentingan keamanan siber sektor IIKN dengan BSSN sebagai pembuat kebijakan keamanan siber Indonesia mulai dari tahap identifikasi, proteksi dan deteksi sehingga penanggulangan dan pemulihan.
FDG dihadiri oleh perwakilan/pengelola Industrial Control System berbagai industri strategis. Dalam kesempatan tersebut Sandiman Pertama BSSN Agus Winarno membahas tentang panduan teknis penerapan SSL/TLS dan Sandiman muda BSSN Dinisfusya’ban memaparkan tentang Cyber Security Maturity.
FGD menghadirkan praktisi keamanan teknologi informasi dari Xecure IT Gildas Deograt Lumy, praktisi kriptografi tnisiber.id Abraham Ferdinand, profesional suditor ICS Fedco Indonesia Pedro Wirya, VP Corporate Risk Management Airnav Indonesia Riza Fahmi sebagai narasumber dengan moderator Digit Oktavianto yang merupakan profesional incident handler Mitra Integra.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN