default.agungkdev.com

BSSN Gelar Lanjutan Simposium Strategi Keamanan Siber Nasional di Yogyakarta untuk Jaring Lebih Banyak Aspirasi

Yogyakarta, BSSN.go.id – BSSN menggelar Simposium Strategi Keamanan Siber Nasional di Yogyakarta sebagai lanjutan dari kegiatan simposium serupa yang diselenggarakan di Bali (7/20) dalam rangka mendukung penyusunan Kerangka Regulasi Literasi Media dan Literasi Keamanan Siber. Simposium dihadiri oleh Kepala BSSN Hinsa Siburian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (secara virtual) dan Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana (mewakili Gubernur DIY) serta digelar di Hotel Royal Ambarrukmo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (14/12).

Dalam opening speech Tri Saktiyana menyebut tujuan bernegara adalah untuk mewujudkan empat hal, yakni merdeka untuk melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam ketertiban dunia.

“Di era siber saat ini, konsep keempat tujuan bernegara tersebut memerlukan tafsir baru. Berbagai hal itulah yang harus kita diskusikan dalam simposium ini. Untuk mencapai cita-cita proklamasi di era yang baru ini diperlukan berbagai rekayasa baru demi menaikkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia,” jelas Tri Saktiyana.

Hinsa dalam keynote speech mengupas tentang hakekat serangan siber. Hinsa menyatakan serangan siber merupakan upaya aktif dari pihak tertentu yang disertai keinginan, tujuan dan kemampuan untuk merusak dan menimbulkan kerugian pada pihak yang diserang.

“Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN selama periode Januari-November 2020 mendeteksi lebih dari 423 juta serangan siber. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah serangan pada periode yang sama tahun 2019,” terang Hinsa.

Hinsa kemudian menjelaskan serangan siber terdiri dari dua jenis, yakni serangan siber yang bersifat teknikal dan serangan siber yang bersifat sosial. Serangan siber teknikal menarget sistem informasi dengan tujuan mendapatkan akses ilegal ke dalam jaringan dan sistem guna menghancurkan, mengubah, mencuri atau memodifikasi informasi. Serangan siber yang bersifat sosial menyasar social networking, berupaya mempengaruhi manusia melalui ruang siber yang erat terkait dengan peperangan politik, peperangan informasi, peperangan psikologi dan propaganda.

“Target utama dari serangan siber yang bersifat sosial ini adalah cara pikir, sistem kepercayaan dan sikap tindak dari manusia yang berinteraksi dengan ruang siber. Senjata utama dari serangan siber yang menargetkan social networking adalah informasi. Informasi direkayasa sedemikian rupa untuk memperbesar dampak dari aktivitas yang dilakukan penyerang,” terang Hinsa.

Hinsa menegaskan serangan siber menggunakan social networking sangat berbahaya karena bisa mengancam pesatuan dan kesatuan bangsa. Sasaran utamanya adalah center of gravity bangsa Indonesia yaitu falsafah Pancasila yang merupakan kekuatan bangsa Indonesia dalam menyatukan ribuan suku menjadi suatu bangsa.

Di akhir acara Ganjar Pranowo menyampaikan pesan agar tetap berhati-hati beraktifitas di ruang siber.

“Jika kita senang melakukan aktivitas di ruang siber maka harus memperhatikan aturan bersiber ria yaitu amati, etis dan hanya membuat narasi yang baik. Apa yang kita sampaikan ke publik melalui ruamg siber harus positif dan dapat bermanfaat,” ungkap Ganjar.

Ganjar menyatakan kehadiran BSSN mengkoordinasikan keamanan ruang siber sangat penting namun peran aktif dan kolaborasi seluruh pengguna dan pemangku kepentingan ruang siber dalam menjaga ruang siber adalah hal yang utama,” tegas Ganjar.

“Mudah-mudahan forum simposium ini dapat mencerdaskan kita semua dan mudah-mudahan satu persatu gebrakan inovasi teknologi baru dapat membantu kita memberikan layanan publik yang lebih baik dalam ekosistem ruang siber yang aman,” tutup Ganjar.

Simposium Strategi Keamanan Siber Nasional diikuti oleh lebih dari 500-an peserta yang merupakan perwakilan berbagai pemangku kepentingan keamanan siber nasional diantaranya instansi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas dan masyarakat umum selain tentunya juga berbagai pihak terkait dari internal BSSN. 100-an peserta mengikuti dari tempat diselengarakannya acara dan 400-an peserta mengikuti kegiatan secara daring melalui platform video conference dan kanal live media sosial BSSN.

Narasumber dari berbagai latar belakang dihadirkan, diantaranya Direktur Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional BSSN Intan Rahayu, Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang, Guru Besar Teknik Komputer Universitas Indonesia Kalamullah Ramli, Direktur PT Xynexis Internasional Fetri E.H. Miftach dan Ketua Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja K. yang dipandu oleh Direktur Pengendalian Informasi, Investigasi dan Forensik Digital BSSN Bondan Widiawan selaku moderator.

Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN

BERITA BSSN TERBARU