Jakarta, BSSN.go.id – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menjadi keynote speaker dalam kegiatan daring Indonesia Cyber Intelligence Forum (CIF) 2021 bertema Threat Landscape for Digital Leaders, Kamis (12/8).
Dalam kesempatan tersebut Hinsa menyatakan penyelenggaraan layanan publik di era yang sudah serba digital harus ditopang aspek ketersediaan, integritas, anti penyangkalan, dan kerahasiaan data mengingat layanan publik kini berjalan di atas platform ranah siber. Serangan siber dapat mengganggu keberlangsungan layanan publik yang berimbas pada kehidupan masyarakat dan kepentingan nasional seperti ekonomi, infrastruktur, kesehatan masyarakat, keamanan dan keselamatan negara, serta pertahanan negara. Mengingat hal tersebut keamanan siber perlu menjadi kebijakan nasional.
“Serangan siber merupakan upaya aktif suatu pihak yang disertai dengan niatan dan kemampuan untuk menimbulkan kerugian pada pihak yang diserang,” ujar Hinsa.
Hinsa kemudian menjelaskan ruang siber terdiri dari tiga lapisan, yaitu Lapisan Fisik yang terdiri dari aspek geografis dan jaringan fisik; Lapisan Logika yang merupakan manifestasi abstrak dari lapisan fisik yang sering kita dengar dengan istilah software; dan yang terakhir adalah Lapisan Sosial yang terdiri dari aspek Persona dan Siber Persona. Hinsa kemudian menyatakan strategi dan langkah upaya melindungi keamanan siber harus berdasar pada logika lapisan tersebut.
Selain itu, tambahnya, dalam working session dibahas pula mengenai potensi kerjasama antar pelabuhan di negara-negara anggota IORA. “Saya lakukan observasi dari sisi ekonomi, ternyata di negara-negara kawasan Samudera Hindia tidak ada komunikasi antar pelabuhan, yang ada hanya lewat Port of Rotterdam di Belanda karena prioritas kita adalah melayani pasar tradisional di Eropa, sementara kita melupakan pasar yang cukup besar di Afrika, misalnya,” keluh Havas.
Lalu hal praktis lain yang akan dilakukan adalah kerjasama antar bea cukai di negara-negara Samudera Hindia. “Lewat World Custom Organization, kita bisa tahu informasi mengenai kelebihan dan kekurangan kompetitor kita sehingga komoditas yang akan kita ekspor bisa bersaing,” tambahnya.
Hinsa kemudian menuturkan BSSN memiliki Strategi Keamanan Siber Nasional Republik Indonesia (SKSN RI) yang merupakan rumusan arah kebijakan nasional dalam menggunakan seluruh sumber daya nasional dalam mewujudkan keamanan siber guna mengamankan dan memajukan kepentingan nasional.
“SKSN RI memiliki visi mewujudkan keamanan ruang siber nasional guna mendukung visi pemerintah, Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong,” tambah Hinsa.
Hinsa menambahkan misi SKSN RI adalah menjamin keamanan ruang siber dan sistem informasi nasional serta nilai-nilai kehidupan bangsa; melindungi ekosistem perekonomian digital nasional demi tercapainya pertumbuhan dan inovasi; membina kekuatan dan kemampuan keamanan siber Indonesia yang andal dan berdaya tangkal; serta memajukan kepentingan keamanan siber nasional dan mendukung terciptanya ruang siber global yang terbuka, aman, stabil, dan bertanggung jawab.
“SKSN RI menghendaki keterlibatan seluruh komponen bangsa sebagai pemangku kepentingan keamanan siber yang dapat dikategorikan menjadi empat kelompok yang dikenal dengan istilah Quad Helix yaituPemerintah, Pelaku Usaha, Akademisi, dan Komunitas,” imbuh Hinsa.
Hinsa berharap kegiatan tersebut dapat memberikan insight bagi peserta yang merupakan pemimpin dan pelaku industri digital di Indonesia sehingga bisa turut berkontribusi mengamankan ekosistem keamanan siber.
CIF 2021 menghadirkan berbagai pembicara praktisi/profesional diantaranya Presiden Direktur PT. Adhouse Clarion Events Toerangga Putra, Chairman Indonesian Telematics Society MASTEL Sarwoto Atmosutarno, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A. Pangerapan, Rektor Universitas Pertahanan Laksdya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, Kepala Biro Persidangan, Sisfo dan Pengawasan Internal Brigjen TNI Dr. Haris Sarjana, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Anton Setiyawan, Koordinator Tim Indonesia Security Incident Response on Internet and Infrastructure/Coordination Center (ID-SIRTII) BSSN Adi Nugroho dan lain sebagainya.
CIF merupakan forum diskusi pelaku industri digital yang berupaya menyediakan dan menyebarluaskan perkembangan terkini informasi mengenai keamanan siber. Forum tersebut diharapkan mampu menjadi media penyaluran kecerdasan kolektif dan kolaborasi industri digital dan pemerintah dalam menghadapi tantangan keamanan siber.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN