Jakarta, BSSN.go.id – Deputi Bidang Proteksi BSSN, Akhmad Toha, mengikuti sesi diskusi penutupanSingapore International Cyber Week (SICW) Ministerial Roundtable bertema Adapting to the New Normal: Innovation, Opportunities, Cooperation secara daring dari kantor BSSN Jakarta Selatan, Kamis (8/10/2020).
Acara tersebut juga merupakan kegiatan penutupan Asean Ministerial Conference on Cybersecurity (AMCC)2020 yang merupakan kegiatan pertemuan pejabat setingkat menteri/ kepala badan/ top leader/ professionalbidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan siber seluruh ASEAN yang dibuka pada tanggal 6 Oktober 2020, membahas peluang dan risiko yang ditimbulkan oleh new normal Covid-19 pada kesiapan dan keamanan infrastruktur TIK.
Para panelis kegiatan tersebut sepakat mengenai pentingnya memulai langkah keamanan dari kemunculan teknologi baru, penyusunan, menjaga dan menyesuaikan standar, peraturan dan kerangka kerja keamanan agar tetap gesit menyesuaikan perkembangan kerentanan dan ancaman yang ditimbulkan penggunaan suatu teknologi.
Salah satu panelis, French Ambassador for Digital Affairs, Henri Verdier mengatakan krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19 telah melahirkan beberapa tren di ranah siber.
“Kita tidak bisa mengabaikan tren baru yang terus lahir, kita harus mengubahnya menjadi peluang dan memastikan dunia digital tetap bebas, terbuka, aman dan unik,” ujar Henri.
Tren yang dimaksud Henri adalah berlipatgandanya berbagai aktivitas serangan dan kriminalitas di ranah siber terhadap infrastruktur teknologi informasi di berbagai bidang. Selain itu, terjadi pula manipulasi informasi, penyebaran pesan kebencian dan teori konspirasi melalui internet.
“Kita harus menemukan cara baru menanggapi masalah tersebut dari sisi supremasi hukum tentang kebebasan berekspresi,” imbuh Henri.
Menanggapi hal tersebut, Akhmad Toha menyatakan dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasi masalah dan isu yang muncul pada masa pandemi Covid-19. Peralihan digital dapat dijadikan sebagai peluang negara anggota ASEAN untuk mengembangkan aktivitas ekonomi digital yang inklusif.
“Kita dapat memanfaatkan teknologi untuk penguatan konektivitas ekonomi kawasan,” ujar Toha.
Selain itu, Toha menyampaikan dibutuhkannya penyamaan pola pikir dan langkah yang dibarengi dengan peningkatan kapasitas siber setiap negara termasuk dalam hal regulasi, teknologi dan sumber daya manusia dalam membangun ketahanan siber ASEAN.
“Cyber Security Center of Excellence ASEAN dapat menginisiasi roadmap peningkatan kapasitas sumber daya siber ASEAN terutama terkait information sharing mechanism and incident handling for cyberattack,” tutup Toha.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN