Makassar, BSSN.go.id – Di era globalisasi yang serba digital mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi menjadi faktor yang mampu mengubah perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara otomasi dan menumbuhkan inovasi disruptif yang dapat mengubah tataran industri konvensional. Terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini kejahatan siber terus berkembang. Pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital, yang telah membuka peluang baru bagi cybercrime.
Berdasarkan laporan interpol yang memetakan ancaman siber di Asia Tenggara tahun 2020 yaitu Business E-mail Compromise (BEC), phishing, ransomware, penyadapan data e-commerce, crimeware as a service, cyber scams, dan cryptojacking.
Pasa sektor infrastruktur informasi Vital Nasional (IVN), konsekuensi logis dari kondisi ini menempatkan teknologi informasi maupun internet of things (IOT) menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan proses bisnis dan kemajuan dalam memberikan pelayanan ke pelanggan, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum di dunia siber atau kejahatan siber.
Dalam sambutannya Direktur IKPRIIKN BSSN menyampaikan serangan siber ke Indonesia meningkat dua kali lipat di tahun 2020. “Dari hasil monitoring Pusopskamsinas BSSN, telah mendeteksi serangan siber yang bersifat teknis pada tahun 2020 mencapai 495.337.202 serangan ini meningkat dua kali lipat yang pada tahun 2019 hanya 228.277.875 serangan,” ujar Intan.
Untuk meminimalisir risiko dari segala bentuk ancaman siber yang dapat terjadi di masing-masing PSE dapat menerapkan pengujian keamanan secara berkala. “Trend menggunakan aplikasi berbasis internet, baik yang berbasis website maupun mobile aplication sangat penting menerapkan upaya pengujian keamanan secara berkala pada sistem/aplikasi yang dimiliki oleh PSE,” kata Intan lagi.
Pemberi materi pada acara ini adalah Made Mustika Kerta Astawa dari BSSN yang memaparkan paparannya tentang Pengenalan Pentingnya Pengujian Keamanan, dan Rizky Renaldi Prakoso IT Security Pentester yang memaparkan tentang Praktikum Pengujian Keamanan pada Aplikasi Web. Peserta pada Workshop Pengujian Keamanan ini berasal dari personel bidang TIK pada sektor Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional I yang berjumlah 40 peserta.
Workshop pengujian keamanan ini diharapkan menjadi embrio positif yang patut dijaga sebagai salah satu sarana meningkatkan kesadaran dan strategi penerapan identifikasi kerentanan melalui pelaksanaan pengujian keamanan. (Yo/Yud)
Biro Hukum dan Hubungan masyarakat – BSSN