default.agungkdev.com

Gandeng Media Digital Gelar Talkshow #CyberCorner, BSSN berikan Literasi Ajak Mahasiswa Kenali Ancaman Siber

Jakarta, BSSN.go.id – Diikuti oleh 250 peserta dari kalangan umum, dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati, Universitas Muhammadiyah Kotabumi, Universitas Syiah Kuala, Institut Mamba’ul Ulum Surakarta dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Prabumulih, BSSN bersama Cyberthreat.id menggelar talkshow daring #CyberCorner bertajuk Ekosistem Ruang Siber Indonesia, Seperti Apa? pada hari Selasa (8/12).

Membuka kegiatan tersebut, Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menyatakan ruang siber menyatukan manusia dengan berbagai institusi dan sistem sosial sebagaimana domain fisik lain seperti darat, udara, laut dan ruang angkasa.

“Melalui ruang siber kini kita bisa melakukan berbagai hal termasuk berinteraksi, mengoleksi, memproses, menyebarkan dan bahkan bertindak atas suatu informasi. Perkembangan kecanggihan teknologi siber memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat di seluruh dunia. Teknologi telah banyak membantu kehidupan kita namun dibalik hal tersebut ancaman kejahatan siber juga berkembang menjadi semakin canggih,” papar Hinsa.

Hinsa menyatakan serangan siber dapat bersifat teknis maupun sosial tergantung dari konteks bagaimana serangan tersebut dimaksud.

“Serangan siber dapat dikategorikan menjadi kriminal biasa, kriminal luar biasa dan perang siber bergantung dari tujuan dan intensitas serangan tersebut tanpa terbatas pada pembagian spektrum waktu dimasa damai, krisis atau dalam keadaan perang” tambah Hinsa.

Hinsa berpendapat keamanan siber merupakan sebuah ekosistem dimana hukum (laws), organisasi (organizations), kemampuan (skills), kerja sama (cooperation) dan technical implementation sudah berjalan dengan selaras dan efektif.

“Kehadiran negara mulai dari penyusunan kebijakan dan regulasi nasional yang mapan di ruang siber perlu segera diwujudkan dan ditegakkan,” ungkap Hinsa.

Menurut Hinsa, sebagai lembaga yang dibentuk dengan tujuan mempertajam fungsi negara dalam melindungi kepentingan warga negara di ruang siber, BSSN telah mengambil berbagai langkah strategis dalam upaya mewujudkan keamanan dan ketahanan nasional di ruang siber.

“BSSN melakukan penguatan kebijakan dan regulasi di bidang keamanan siber dan sandi bagi seluruh pemangku kepentingan. BSSN juga melakukan inovasi guna menciptakan kemandirian teknologi melalui penguatan NSOC dan pembangunan CSIRT untuk sektor pemerintahan dan privat,” ungkap Hinsa.

Hinsa juga menyatakan BSSN memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai institusi pemangku kepentingan keamanan siber. Hinsa juga menyatakan BSSN terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia yang profesional di bidang keamanan siber di Indonesia melalui penyusunan Peta Okupasi NasionalKeamanan Siber,” tembah Hinsa.

Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, Anton Setiyawan, yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menyatakan menyikapi perkembangan risiko keamanan siber, pembangunan budaya keamanan siber sangatlah penting.

“Kalau kita menggunakan teknologi tanpa budaya, kita akan hancur. Seringkali ketika berselancar di dunia maya kita seenaknya saja karena menganggap anonimitas hadir di ruang siber. Padahal, seharusnya tidak begitu,” tegas Anton.

Anton kemudian menegaskan ketika berbicara soal budaya, yang baik di dunia nyata sesuai dengan budaya Indonesia harus dibawa juga ke ruang siber.

Menurut Anton jika dilihat dari penyusun ekosistemnya, entitas ruang siber dibangun dari koneksi, teknologi dan infrastruktur untuk mencapai kepentingan masing-masing entitas.

“Ada entitas komunikasi, ada yang dagang, ada yang belajar dan ada yang bekerja. Itu yang kita sebut sebagai ekosistem yang memanfaatkan ruang siber untuk bisa mencapai tujuannya,” ujar Anton.

Dari sisi pemerintah Anton mengatakan secara nasional Indonesia harus memiliki strategi yang mambantu mengarahkan upaya dan langkah bersama menuju hal-hal yang baik. Hal-hal yang baik itulah yang tercermin di dalam Peta Okupasi Nasional Keamanan Siber.

“Setelah Peta Okupasi Nasional Keamanan Siber diluncurkan pada tahun lalu, tahun ini kita menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Itulah yang nanti membanntu angkatan kerja Indonesia dan memberikan jalan panduan untuk generasi muda dalam melihat proyeksi kebutuhan keterampilan yang diperlukan di masa mendatang,” ungkap Anton.

Talkshow menghadirkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Edmon Makarim,  Pakar Digital Forensik Ruby Alamsyah dan Pemimpin Redaksi Cyberthreat.id Nurlis Effendi sebagai moderator.

Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN

BERITA BSSN TERBARU