default.agungkdev.com

Hadiri Rapat Kerja Teknis Kejaksaan Agung RI Bidang Intelijen, Kepala BSSN Ingatkan Budaya Keamanan Siber dan Pancasila Merupakan Kunci Kekuatan Bangsa Indonesia Hadapi Ancaman Serangan Siber

Jakarta, BSSN.go.id – Ruang siber merupakan rimba sistem elektronik yang saling terhubung melalui internet, ada yang berasal dari sektor pemerintahan, BUMN, Infrastruktur Informasi Kritis Nasional dan berbagai pengguna internet lain yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Beragam kepentingan bercampur di ruang siber. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BSSN, Hinsa Siburian, melalui sambungan komunikasi dalam jaringan kepada 600-an peserta Rapat Kerja Teknis Kejaksaan Agung RI Bidang Intelijen Tahun 2020 yang berasal dari 34 provinsi serta 514 kabupaten di Kampus B Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta Timur, Selasa (29/9/2020).

Lebih lanjut Hinsa menjelaskan berbagai kepentingan tersebut membuat internet menjadi tempat yang berisiko.

“Ancaman serangan siber sudah lama menjadi isu utama pengguna internet di berbagai belahan dunia. Selama periode semester satu tahun 2020, BSSN mendeteksi telah 149.783.617 serangan siber ke Indonesia. Jumlah ini lebih banyak bahkan hampir mencapai lima kali lipat dibandingkan dengan periode semester satu tahun 2019 lalu yang berjumlah 29.627.343,” ujar Hinsa.

Terkait dengan hal tersebut Hinsa mengingatkan seluruh peserta rapat tentang pentingnya kesadaran/kepedulian dan budaya keamanan di ruang siber untuk mencegah segala upaya yang mengakibatkan lumpuhnya sistem komputerisasi yang terhubung dengan jaringan.

“Semua pihak harus mewaspadai berbagai jenis serangan siber, baik dalam bentuk malware, phishing, SQL injection, hijackting, distributed denial of service dan sebagainya.”

Hinsa menyatakan selain menyerang aset sistem elektronik, serangan siber juga menyerang positional asset.

“Ada juga jenis serangan siber pada proposition asset, menyasar psikologis individu atau kelompok, masyarakat bahkan suatu bangsa mengubah Emosi, Sikap, Tingkah Laku, Opini dan Motivasi bahkan Ideologi sesuai dengan yang diharapkan pihak penyerang.”

Hinsa menyebut jenis serangan tersebut sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

“Serangan tersebut merupakan bagian dari Perang Generasi Kelima yang memiliki daya tembus hingga ke ideologi suatu bangsa dan negara. Kita sebagai bangsa yang berdaulat harus bisa membentengi diri dengan tetap berpegang teguh pada Pancasila sebagai pusat kekuatan bangsa Indonesia.”

“Untuk menghindari serangan tersebut setiap warga negara harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila.”

Dalam Rakernis tersebut, selain Kepala BSSN, Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, Victor Prihatino Tobing, juga turut berkesempatan menjelaskan tentang strategi pengelolaan keamanan siber di Indonesia.

“Pengelolaan keamanan siber di Indonesia tidak dapat berjalan dengan baik tanpa ada kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan keamanan siber, baik dari sektor pemerintah, infrastruktur informasi kritis nasional maupun publik. BSSN membutuhkan komitmen penuh dari seluruh pemangku kepentingan keamanan siber dalam mewujudkan ketahanan siber nasional,” ujar Victor.

Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN

BERITA BSSN TERBARU