Jakarta, BSSN.go.id – Ranah siber kini digunakan oleh berbagai pihak untuk menjalankan hampir semua hal, tidak terkecuali urusan pemerintahan salah satunya oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam mengelola data Aparatur Sipil Negara (ASN).
Terkait dengan hal tersebut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai institusi pemerintah yang memiliki tugas pengamanan ranah siber menaruh perhatian pada keamanan data ASN yang dikelola BKN tersebut.
Sebagai upaya menjamin ketersediaan, keutuhan, dan kerahasiaan aset informasi kepegawaian Indonesia tersebut, BSSN dan BKN berkolaborasi membangun Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau tim tanggap insiden keamanan siber yang disebut BKN-CSIRT. Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Plt. Kepala BKN Bima Haria Wibisana meluncurkan BKN-CSIRT di Jakarta, Kamis (21/10).
[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2021/10/WEB03_7M1A7503-1.jpg” _builder_version=”4.11.3″ _module_preset=”default” align=”center” width=”50%” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WEB03_7M1A7503 (1)”][/et_pb_image]Dalam sambutan Hinsa menjelaskan CSIRT merupakan suatu organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.
“CSIRT terdiri atas CSIRT Nasional atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas), CSIRT Sektoral pada sektor administrasi pemerintahan, energi dan sumber daya mineral, transportasi, keuangan, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, pangan, pertahanan, sektor lain yang ditetapkan oleh Presiden, serta CSIRT Organisasi,” ungkap Hinsa.
Hinsa menyatakan pembentukan CSIRT organisasi merupakan salah satu program prioritas nasional dalam rangka penguatan keamanan siber sebagaimana tertuangkan dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.
“Dari hasil monitoring BSSN pada kurun Januari hingga September 2021 tercatat 1.012.357.645 anomali trafik yang ditengarai sebagai serangan siber. Angka tersebut terus mengalami peningkatan. Berbagai jenis serangan siber seperti misalnya ransomware dan distributed denial of service mayoritas dilatarbelakangi motif mendapatkan data,” ungkap Hinsa.
Hinsa menyebut BKN-CSIRT merupakan CSIRT ke-40 yang telah berhasi dibentuk dari target 121 CSIRT hingga tahun 2024.
Bima selaku Plt. Kepala BKN menyampaikan dukungan dan apresiasi atas pembentukan BKN-CSIRT. Bima berharap kedepannya BKN-CSIRT dapat membantu mengurangi dampak serangan dan ancaman siber pada sistem informasi yang dimiliki BKN.
“BKN perlu melakukan penguatan infrastruktur yang memadai dan dikelola dengan baik,” ujar Bima.
Ketua BKN-CSIRT Jumiati mengatakan BKN-CSIRT dapat membantu keamanan pengelolaan data ASN akan lebih terbantu.
“BKN sebagai wali data ASN harus dapat mengelola data kepegawaian secara akurat, akuntabel, dan juga aman,” ujarnya.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN