default.agungkdev.com

Museum Sandi Dalami Sejarah Pengiriman Berita Sandi Serangan Umum 1 Maret 1949 Radio PHB PC2 di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-16.17.15.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 16.17.15″][/et_pb_image]

Yogyakarta, BSSN.go.id – Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan serangan besar-besaran yang dilakukan serentak oleh jajaran tinggi militer di wilayah Divisi III yang melibatkan Wehrkreise I, II dan III  di jantung pertahanan tentara Belanda yang kala itu menguasai ibukota Republik Indonesia Yogyakarta yang bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia masih ada dan kuat dan sepenuhnya mendapatkan dukungan perjuangan rakyat.

Sejarah mencatat, bangsa Indonesia berhasil meyakinkan dunia internasional, terutama Amerika Serikat dan Inggris, bahwa bangsa Indonesia masih kuat dengan bukti berhasil menaklukkan dan mengusir tentara Belanda dan merebut serta mempertahankan ibu kota negara Yogyakarta selama beberapa waktu sebelum akhirnya bala tentara Belanda menerobos masuk kembali dari Magelang mengatasi serangan tersebut.

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-17.59.38.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 17.59.38″][/et_pb_image]

Berita keberhasilan serangan tersebut kemudian dipancarluaskan ke berbagai penjuru dunia melalui pemancar radio yang dimiliki oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang kemudian dikenal dengan sebutan Radio PHB (Perhubungan Udara) AURI dengan call sign PC2 yang kala itu bermarkas di Playen, Gunung Kidul Yogyakarta.

Mendalami aspek kesejarahan pengiriman berita bersandi Serangan Umum 1 Maret 1949 menggunakan Radio PHB PC2 tersebut Museum Sandi mengadakan kunjungan ke Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Kepala Museum Sandi Setyo Budi Prabowo yang didampingi beberapa personil kurator Museum Sandi menemui Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yuto Nugroho di Gedung Boedihardjo Komplek Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Kamis (3/2/2022).

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-16.17.44.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 16.17.44″][/et_pb_image]

“Kami berkunjungan ke Museum Dirgantara ini selain untuk menjalin silaturahmi, juga untuk menambah koleksi pengetahuan tentang sejarah TNI AU, utamanya koleksi informasi yang berhubungan dengan keberadaan dan peran radio PHB PC2 dalam pengiriman berita bersandi Serangan Umum 1 Maret 1949,” ujar Setyo Budi Prabowo.

Setyo Budi Prabowo mengungkap keberadaan Museum Sandi serta kesejarahan perjuangan insan sandi dalam masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan terkait erat dengan sejarah perjuangan Stasiun Radio PHB PC2 yang pada waktu itu dikelola oleh AURI.

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-16.17.24.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 16.17.24″][/et_pb_image]

“Melalui radio PC2, berita Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dikirim dan dilindungi/dibungkus dengan sandi disebarkan hingga berhasil dikirimkan secara berantai melewati berbagai stasiun radio perjuangan di sepanjang Pulau Jawa dan Sumatera hingga ke luar negeri melalui Ragoon, Burma dan India yang akhirnya diterima oleh perwakilan  Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa,” terang Setyo Budi Prabowo.

Kepala Museum Sandi juga menyebut nama Boedihardjo yang kini disematkan sebagai salah satu nama Gedung di kompleks Museum Dirgantara merupakan nama salah satu pengawak Stasiun Radio PHB PC2 yang kala itu berpangkat Opsir Udara III yang secara signifikan menjadi penyambung lidah bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensi Republik Indonesia di mata dunia.

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-16.17.34.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 16.17.34″][/et_pb_image]

Yuto Nugroho yang kala itu didampingi para pejabat Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala menyatakan kunjungan Kepala Museum Sandi beserta rombongan merupakan kehormatan bagi Museum Dirgantara.

“Saya berharap kunjungan tersebut dapat semakin mempererat silaturahmi kedua museum,” ungkap Yuto Nugroho.

[et_pb_image src=”https://staging-web.bssn.go.id/wp-content/uploads/2022/02/WhatsApp-Image-2022-02-08-at-16.17.30.jpeg” _builder_version=”4.12.0″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″ title_text=”WhatsApp Image 2022-02-08 at 16.17.30″][/et_pb_image]

Yuto Nugroho menambahkan sebagai museum kedirgantaraan, Museum Dirgantara memamerkan tak kurang dari 3.600 benda koleksi, termasuk pesawat terbang, foto, radar maupun senjata dan rudal.

“Koleksi-koleksi yang dipamerkan memiliki berbagai latar cerita yang menarik, khususnya cerita tentang semangat perjuangan dan rela berkorban para pendahulu TNI AU,” papar Yuto Nugroho.

Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN

BERITA BSSN TERBARU