Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sekaligus sebagai pembina Ikatan Sandiman Indonesia (ISI) membuka secara resmi Seminar Nasional I Tahun 2019 ISI yang bertempat di Aula Roebiono Kertopati Kantor BSSN Jakarta. Acara dengan tema Eksistensi dan Peningkatan Peran Sandi di Era Siber ini dihadiri oleh Mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Nachrowi Ramli, Pengurus ISI, dan para undangan dari pemerintah pusat maupun daerah.

Bertindak sebagai narasumber adalah Aba Subagja, Asdep Standarisasi Jabatan dan Pengembangan Karier SDM Kemenpan RB, Jhon Fresley, Mantan Ketua Komisi Informasi Pusat, Pratama Dahlian Persada, Ketua CISSReC, Syahrul Mubarak, Sekretaris Utama BSSN, dan yang terakhir Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, Analis Kebijakan Rencana Kontinjensi Ekonomi, Kedeputian bidang Politik dan Strategi Setjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas). Seiring perkembangan teknologi internet serta tuntutan revolusi industry 4.0 kita harus bersiap diri serta mampu mengantisipasi ancaman siber yang semakin tinggi dan kompleks. Ancaman keamanan siber tidak lagi dapat dipandang sebagai sebuah ancaman bagi satu atau sebagian entitas dan tidak dapat pula dihadapi secara parsial dan individual oleh entitas yang terdampak dari aktivitas serangan siber tersebut, karena sifatnya yang multidimensi.

Melihat potensi bahaya akibat serangan siber yang dapat mengancam kedaulatan siber Indonesia, maka harus memperkuat tugas dan fungsi BSSN sebagi Institusi yang menangani bidang keamanan dan ketahanan siber nasional. ISI sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang persandian memiliki ikatan yang erat dengan BSSN, sehingga ISI menjadi mitra dekat BSSN, yang diharapkan dapat berkembang secara nasional dan menjangkau seluruh sandiman di seluruh Indonesia. Harapan ke depan ISI Bersama BSSN dapat berkolaborasi dan bersinergi guna mewujudkan keamanan siber dan persandian nasional. (yok)