Jakarta, BSSN.go.id – Banyaknya manfaat teknologi informasi dalam berbagai proses bisnis kehidupan membuat transformasi digital menjadi insiatif strategi yang paling banyak diambil oleh berbagai organisasi untuk meningkatkan mutu, kecepatan dan jumlah layanan/produksi. Penggunaan dan pengembangan berbagai aplikasi baik secara mandiri maupun memanfaatkan jasa pihak ketiga semakin banyak dilakukan namun seringkali kurang memperhatikan faktor keamanan. Berbagai hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Proteksi BSSN, Akhmad Toha, saat menjadi Keynote Speaker Webinar Pengembangan Aplikasi yang Aman yang digelar secara daring, Selasa (15/12).
“Tren pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di indonesia yang terus meningkat dapat kita manfaatkan sebagai pendongkrak ekonomi Indonesia. Namun demikian potensi ekonomi digital Indonesia tersebut tidak hadir tanpa ancaman. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusopkamsinas BSSN terdapat peningkatan serangan siber dari tahun 2019 ke tahun 2020 sebanyak 600 persen,” ujar Toha.
Toha menekankan lemahnya tingkat keamanan aplikasi merupakan pintu masuk serangan siber.
“Terus meningkatnya jenis dan jumlah aplikasi serta luasnya penggunaan aplikasi tersebut menjadikan faktor keamanan aplikasi menjadi titik krusial yang harus menjadi perhatian semua pihak,” ujar Toha.
Toha menyatakan keamanan aplikasi merupakan hal yang kompleks yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak terkait untuk menciptakan aplikasi yang bagus dan aman.
“BSSN mengajak developer aplikasi, pelaku e-commerce/pemilik start-up, masyarakat sebagai pengguna dan berbagai pihak terkait lainnya turut andil memberikan kontribusi aktif dalam membangun ekosistem pengembangan aplikasi yang aman,” imbuh Toha.
Lebih lanjut Toha menjelaskan keamanan aplikasi merupakan bagian dari upaya pengamanan siber. BSSN terus menyelenggarakan program literasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam hal penanganan kerentanan aplikasi sejak dini.
“Peningkatan kapasitas SDM merupakan tahapan yang berproses panjang. Kita tidak bisa mengharapkan hasil instan namun dapat terwujud jika seluruh warga negara memiliki security awareness mulai dari lingkup terkecil sebagai individu hingga sebagai masyarakat di lingkungan masing-masing,” tutup Toha.
Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Dosen Senior Ahli Teknologi Informasi ITB Cybersecurity, Budi Rahardjo; Arsitek Keamanan Cybersecuirty Analyst Blibli.com, Rendra Perdana; Konsultan DevSecOps dan Insinyur Senior Praktis, Muhammad Yuga Nugraha yang dipandu oleh ketua Asosiasi fungsional Sandiman Indonesia, Muhammad Ismu Hadi.
Bagian Komunikasi Publik, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN