default.agungkdev.com

Workshop Vulnerability Assessment Sektor Transportasi Udara untuk Mendiseminasikan Strategi dan Meningkatkan Kesadaran Penerapan Identifikasi Kerentanan Siber

Makassar, BSSN.go.id – Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IKPRIIKN) BSSN menyelenggarakan workshop Vulnerability Assessment Sektor Transportasi Udara di Four Points Makassar Sulawesi Selatan, Rabu (23/6).

40 perwakilan PT. Angkasa Pura I dan II, Kantor Otoritas Bandara, Airnav, PT. Sriwijaya Air, PT. NAM Air hadir di tempat kegiatan menjadi peserta workshop sedangkan puluhan lainnya mengikuti secara daring.

Modernitas membawa pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi di hampir seluruh lini kehidupan. Inovasi disruptif mengubah tataran industri konvensional menjadi modern. Hal tersebut sedikit banyak mengubah perilaku masyarakat dan bahkan peradaban manusia. Pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital melalui work from home, online purchasing dan virtual meeting yang kemudian membuka peluang terjadinya kejahatan siber (cybercrime).

“Penggunaan teknologi informasi termasuk internet of things (IoT) pada sektor Infratruktur Informasi Vital Nasional (IIVN) secara massif ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi bisa memberikan kontribusi positif pada peningkatan proses bisnis layanan kepada pelanggan namun di sisi lain menjadi pintu masuk cybercrime,” ungkap Direktur IKPRIIKN BSSN Intan Rahayu dalam sambutan pembukaan workshop.

Intan kemudian menyampaikan gangguan pada sektor IIVN menyebabkan layanan publik terganggu, ketidakstabilan keamanan, ancaman keselamatan bahkan rusaknya reputasi negara di mata masyarakat maupun dunia internasional sehingga perlindungan sektor IIVN dari segala gangguan termasuk ancaman siber wajib dilakukan.

“Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2021 tentang Badan Siber dan Sandi Negara menyatakan tugas keamanan siber di Indonesia dikoordinir oleh BSSN. Dalam menjalankan tugas tersebut BSSN melakukan upaya identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan dan pemulihan,” ucap Intan.

“Diperlukan sinergitas sektor IIVN, utamanya Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), dengan berbagai pemangku kepentingan keamanan siber dalam hal ini BSSN, instansi pengawas dan pengatur sektor dalam melakukan proses identifikasi kerentanan dan penilaian. Workshop ini merupakan langkah awal untuk menyamakan persepsi, pemahaman dan kemampuan serta ajang berbagi pengalaman dan strategi dalam melakukan pengujian keamanan sistem elektronik atau aplikasi melalui vulnerability assessment sebagai bagian dari identifikasi kerentanan dan penilaian risiko untuk mencegah terjadinya insiden siber,” tambah Intan.

Intan juga menyatakan workshop tersebut juga bertujuan memberikan pemahaman tentang perkembangan ancaman siber, peningkatan pengetahuan tentang keamanan sistem, dan peningkatan kapabilitas SDM dalam melakukan pengujian keamanan untuk meminimalisir setiap ancaman dan kerentanan siber pada sistem elektronik atau aplikasi yang dimiliki PSE.

Menutup sambutan Intan berharap workshop tersebut dapat menjadi embrio sarana meningkatkan kesadaran keamanan siber dan strategi penerapan identifikasi kerentanan melalui pelaksanaan pengujian keamanan. Hadir juga dalam kesempatan tersebut Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Elfi Amir melalui sarana daring memberikan sambutan sekaligus pengarahan. (Fad/Yud)

Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat – BSSN

BERITA BSSN TERBARU